Oktober, menjadi bulan yang sakral bagi mahasiswa kesusastraan indonesia tak terkecuali mahasiswa PBSI STKIP PGRI Pacitan. Hal ini dikarenakan peristiwa 87 tahun yang lalu, tepatnya 28 Oktober 1928. Dimana para pemuda indonesia mengikrarkan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dalam sumpah pemuda. Berawal dari situ bulan oktober kemudian diperingati sebagai Bulan Bahasa.
Tahun ini, mahasiswa PBSI STKIP PGRI Pacitan mengadakan serangkaian kegiatan, yakni lomba debat dan sebagai acara puncaknya digelar pentas seni yang mengusung tema “Mewujudkan jiwa nasionalisme dengan meningkatkan kemampuan berbahasa indonesia”. Pentas seni tersebut berisi baca puisi, dramatisasi puisi, hingga stand up comedy. “Saya harap ini bukan sekedar seremonial setiap 28 oktober, tapi lebih dari itu bahwa kita dapat memaknai apa arti sumpah pemuda, yang pada tanggal 28 oktober 1928 telah diikrarkan oleh pemuda-pemuda di Indonesia.” Kata Eny Setyowati dalam sambutannya selaku kaprodi PBSI. “Satu hal yang perlu kita tanamkan pada diri kita masing-masing adalah jiwa nasionalisme, jiwa kebangsaan.” Imbuhnya.
Serangkaian kegiatan yang diadakan di halaman parkir STKIP PGRI Pacitan ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kreativitas di bidang bahasa indonesia. Kegiatan ini pun ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang, baik itu lomba debat maupun lomba pentas seni. Adapun jawara dari serangkaian kegiatan bulan bahasa sebagai berikut; untuk lomba debat juara 1 diraih oleh Semester 5 kelas C, juara 2 oleh Semester 3 kelas C, juara 1 oleh Semester 5 kelas B. Sedangkan untuk pentas seni juara 1 diraih oleh Semester 3 kelas B, juara 2 oleh Semester 5 kelas B, juara 3 oleh Semester 1.
Semoga acara yang berjalan meriah ini bisa terus menjadi tradisi akademik yang selalu mengalami peningkatan kualitas, terutama kualitas dalam nguri-nguri bahasa indonesia yang baik dan benar, ujar Neli mahasiswa PBSI semester v. (progresif/oges)