Pelantikan dan Pembinaan Fungsionaris STKIP PGRI Pacitan

IMG_2596

STKIP PGRI Pacitan– Yayasan STKIP PGRI Pacitan gelar pelantikan dan pemantapan fungsionaris, Rabu (17/12). Acara yang digelar di aula kampus sejak pukul 08.30 – 10.00 WIB dihadiri oleh 46 fungsionaris dan pengurus yayasan. Pelaksanaan agenda rutin tahunan ini memutuskan empat orang fungsionaris mengalami mutasi jabatan di penghujung tahun 2014.

Kepala bidang kepegawaian Afid Burhanuddin, M.Pd. menjelaskan, alasan utama yang menyebabkan terjadinya mutasi jabatan adalah dibukanya prodi baru di STKIP PGRI Pacitan. Selain itu, tuntutan jumlah dosen tetap juga menjadi alasan lain yang mendukung pelaksanaan mutasi fungsionaris. Alhasil, mutasi jabatan yang disampaikan melalui SK yayasan oleh ketua PGRI, Soejono, S.Pd. disambut dengan suka cita oleh para fungsionaris. Sebab, mutasi tersebut menghantarkan 1) Tika Dedi Prasetyo, M.Kom.; 2) Dwi Rahayu, S.S, M.Pd.; 3) Ismani, M.Pd; dan 4) Heru Arif Pianto, M.Pd. menjadi kaprodi dan dosen tetap yayasan.

Melalui pembacaan SK, diketahui bahwa Tika Dedy Prasetyo, M.Kom. ditetapkan sebagai Kaprodi Pendidikan Informatika (PI). Dwi Rahayu, S.S., M.Pd. dan Ismani, M.Pd. yang semula dinobatkan menjadi PLH Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan PLH Kaprodi Penjaskesrek, dimantapkan posisinya menjadi Kaprodi PBI dan Penjaskesrek. Sementara itu, Heru Arif Pianto, M.Pd. yang semula berstatus sebagai staf dilantik menjadi dosen tetap Prodi Pendidikan Sejarah. Sebagai pemangku jabatan baru, keempat fungsionaris tampak bersyukur dan berbahagia. Rasa syukur itu serta merta juga diikuti fungsionaris lain yang mengikuti acara pelantikan dengan khidmat.

Melengkapi rangkaian acara tersebut, Bapak Supangat Algadri selaku pengawas PPLPPT STKIP PGRI Pacitan juga menyampaikan memorabilia. Dalam pidato singkatnya, Bapak Pangat mengingatkan kembali tentang sepak terjang para pejuang kampus pendidik yang telah mengorbankan tenaga, pikiran, dan biaya demi eksistensi STKIP PGRI Pacitan. Beliau juga menambahkan bahwa para pendiri kampus ini rela berjuang lillahi ta’ala, tanpa gaji. ■wn