Pacitan yang dipimpin Bupati Drs. Indartato, MM dan Wakil Bupati Drs. Prayitno MPd, yang dilantik pada tanggal 21 Februari 2011, sejak tanggal 7 April 2012 langsung membuat gebrakan dengan memfasilitasi pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di semua dukuh di 12 kecamatan dan 171 desa di Pacitan. Keputusan itu didasarkan komitmen, tekad dan semangat yang luar biasa untuk melaksanakan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2010 yang mengamanatkan pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan sekaligus menuntaskan target MDGs.
Apabila upaya ini mendapat dukungan seluruh jajaran SKPD dan partisipasi rakyatnya secara terpadu, tidak mustahil Pacitan bisa keluar sebagai juara pelaksanaan MDGs melalui Posdaya dan rakyat terbebas dari lembah kemiskinan.
Instruksti Presiden itu mengamanatkan pelaksanaan program-program pembangunan pro rakyat dengan upaya pengentasan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan fasilitasi pengembangan wirausaha untuk rakyat kecil melalui usaha mikro dan kecil. Instruksi itu juga mengamanatkan pelaksanaan program-program pembangunan berkeadilan untuk semua dengan fokus pada keadilan untuk anak, kaum perempuan, ketenagakerjaan, bantuan hukum, reformasi hukum dan peradilan serta keadilan untuk kelompok miskin dan terpinggirkan. Lebih lanjut Instruksi itu juga meminta para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota dan jajaran pemerintahan untuk menyelesaikan target-target Pembangunan Milenium yang difokuskan pada upaya pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar untuk semua, pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, penurunan angka kematian anak, program kesehatan ibu, program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, program penjaminan kelestarian lingkungan hidup dan program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.
Bupati Indartato yang sebelumnya telah berpengalaman sebagai Pimpinan berbagai dinas dalam lingkungan pemerintah daerah Pacitan menyadari bahwa kemampuan pemerintah untuk menggarap pembangunan yang berkeadilan terbatas, segera mengambil langkah positif melibatkan lima pilar kekuatan masyarakat secara terpadu, yaitu partisipasi masyarakat di seluruh pelosok desa, civitas akademika perguruan tinggi, lembaga dan organisasi masyarakat, para pengusaha dan perbankan serta menempatkan seluruh jajaran pemerintah daerah, dari tingkat bupati, Camat, Kepala Desa dan jajaran terbawah di pedukuhan, dinas-dinas bersama DPRD, sebagai fasilitator yang dinamik untuk merangsang partisipasi rakyat yang positif. Upaya itu diwujudkan dengan menggelar pertemuan besar-besaran memfasilitasi pembentukan Pos-pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di seluruh kecamatan yang jumlahnya 12, di seluruh desa yang jumlahnya 171, dan di seluruh pedukuhan sehingga keluarga dimanapun berada dapat dengan mudah diundang dan ikut serta dalam upaya pembangunan yang gegap gempita tersebut.
Bupati juga mengundang perguruan tinggi di Pacitan dan daerah sekitarnya, antara lain STKIP di Pacitan, untuk mengirim mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya ke pelosok pedukuhan mendampingi dan membantu penduduk membentuk dan mengisi Posdaya di desanya. Upaya itu ternyata berhasil dengan memuaskan. Tidak kurang dari 1700 Posdaya telah terbentuk di tingkat desa dan pedukuhan. Kegiatannya bervariasi mulai bidang pendidikan sampai ke bidang lingkungan yang efektif. Tidak sedikit Posdaya dan desa yang mendirikan atau menyegarkan PAUD di pedesaan, dan yang lebih populer, hampir semua Posdaya mencoba mengembangkan Kebun Bergizi dengan menanam tanaman sayur seperti cabe, tomat, bayem, kangkung dan lainnya. Kegiatan ini menunjukkan hasil yang memuaskan bahkan Presiden SBY telah berkenan berkunjung ke desa Kayen serta memutuskan Kebun Bergizi di desa itu sebagai salah satu model untuk dicontoh siapapun dari seluruh Indonesia.
Keberhasilan itu telah menempatkan Kecamatan Kebonagung menjadi juara ketiga di tingkat Provinsi dalam lomba pendekatan pembangunan pedesaan. Keberhasilan Posdaya juga telah menarik minat tamu-tamu dari kabupaten lainnya, antara lain dari Bojonegoro,Ponorogo, dan lainnya, yang berkunjung ke Posdaya Suka Makmur Kec.Donorojo dan Posdaya Al-Amin Desa Kayen Kec.Pacitan dengan perasaan puas melihat perkembangan yang sangat maju. Dari kenyataan itu, Pacitan yang sementara ini banyak disangka orang sebagai daerah miskin, sebenarnya mempunyai sumberdaya yang cukup potensial, yaitu sumberdaya manusia yang cerdas, cekatan dan sanggup bekerja keras, alam yang indah dengan laut, gunung, gua dan pemandangan yang menakjubkan untuk pariwisata, serta potensi sumber-sumber kekayaan alam yang belum diolah dengan baik.
Dengan membawa lembaga bank ke desa, Bank UMKM Jatim mulai menawarkan kredit Tabur Puja dengan flafon Rp. 2 juta untuk setiap nasabah sebagai awal pelatihan usaha ekonomi mikro. Kalau nasabah anggota Posdaya lulus dari kredit Tabur Puja dan menabung dengan rajin, mereka bisa mengakses kredit dengan flafon dibawah Rp. 10 juta. Selanjutnya kalau berhasil, mereka bisa menjadi nasabah dengan tingkat kredit diatas Rp. 10 juta.
Posdaya yang belum berrumur satu tahun, dalam hari-hari mendatang akan dibantu oleh sekitar 561 mahasiswa STKIP melalui KKN tematik Posdaya selama lebih dari satu bulan. Para mahasiswa diharapkan dapat menyegarkan dan meningkatkan partisipasi warga dalam Posdaya, utamanya konsolidasi organisasinya sehingga setiap Posdaya dapat membentuk Unit Ekonomi guna mendidik anggotanya untuk bisa menampung dana kredit yang disediakan Bank UMKM Jatim. Kredit Tabur Puja yang disertai Tabungan Sejahtera dimaksudkan untuk mempercepat pelatihan ketrampilan usaha dan mendorong perekonomian rakyat yang lebih menguntungkan.
Disamping itu keluarga muda diharapkan segera mengirim anak-anaknya mengikuti pendidikan pada PAUD yang ada di desanya agar kedua orang tuanya dapat bekerja di sawah atau mengembangkan industri sederhana dengan mengolah hasil pertanian atau hasil Kebun Bergizi. Disamping itu hendaknya Kebun Bergizi yang dikembangkan dengan menanam sayuran didalam polibag dapat diperluas ke halaman rumah dengan pengolahan tanah yang baik.
*) Prof. Dr. Haryono Suyono, penulis adalah Ketua Yayasan Damandiri.